TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendukung rencana Kejaksaan Agung yang mengusulkan razia buku-buku yang mengandung ajaran komunisme dan ideologi terlarang lainnya secara besar-besaran. "Itu komunis tidak boleh lagi. Kalau mereka tidak berbuat apa-apa, tak masalah," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019.
Menurut Ryamizard, razia itu untuk meredam dendam orang-orang PKI. "Ini masalah dendam. PKI itu dendam.” Negara, kata dia, akan dalam bahaya jika paham PKI sampai meluas. “Ini kita kecilkan lagi. Kalau gede, susah lagi.”
Baca: Jaksa Agung Usul Razia Buku Kiri Besar-besaran
Selain paham komunisme, kata Ryamizard, ada pula paham radikal yang juga membahayakan negera. PKI mulai muncul kembali melalui rapat-rapat yang diadakan di tempat makan. "Kenapa rapat di tempat makan, kayak serius.”
Ryamizard telah menyampaikan sarannya. “Sudah lah, saya sudah sampaikan kemarin, tidak usah suka komunis."
Ia mengatakan tidak mempermasalahkan paham komunisme yang dianut oleh Rusia atau Cina. “Teman semua kok, enggak ada masalah.” Namun yang tidak disukai adalah yang melakukan pemberontakan. “Kita tiga kali lho (menghadapi pemberontakan PKI), tahun 26, 48, 65."
Baca: Penyitaan Buku PKI di Padang, TNI: Bukan ...
Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengusulkan razia buku yang mengandung ajaran komunisme dan ideologi terlarang lainnya secara besar-besaran. Usulan itu berkaitan setelah disitanya beberapa buku di sejumlah tempat. "Saya usulkan kalau mungkin ya lakukan razia besar besaran saja," ujar Prasetyo saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Selatan, Rabu 23 Desember 2019.
Usulan itu kata Prasetyo karena diduga buku yang mengandung paham terlarang juga ditemukan di toko toko buku atau daerah lainnya. "Pemilik toko menyatakan buku ini bukan hanya di sini saja, tapi juga ada di tempat lain. Ini perlu dicermati," ujarnya.
FRISKI RIANA | TAUFIQ SIDDIQ